Structuring the Organization for the Management of Religious and Cultural Tourism Objects of Bukit Kasih Toar Lumimuut Minahasa, North Sulawesi Province

Main Article Content

Fanley N. Pangemanan
Very Y. Londa
William A. Areros

Abstract

Organizational arrangement is needed so that the organization runs well and can make adjustments to the existing environment. Organizational structuring in the tourism sector is carried out not only for the benefit of tourism development but also related to the community and the environment where the tourist attraction is located. The research design used is qualitative, data collection is done through interviews, observation and secondary data collection. The process of data analysis is carried out from entering the research field to making conclusions with an interactive model. Research findings that organizational development in the management of tourism objects is related to the arrangement of human resources, the arrangement of the management organizational structure, the arrangement of infrastructure and technology of tourism objects, the arrangement of the natural environment around the tourist objects and the arrangement of the socio-cultural community.

Article Details

Section
Articles

References

Asbudi, Bahri, S, Negara, N.A dan Abdi. (2019). Penguatan Kelembagaan Dalam Pengembangan Objek Pariwisata Air Terjun Kembar Kabupaten Sinjai Pada Perspektif Lokal Partisipatori. Prosiding Simposium Nasional “Tantangan Penyelenggaran Pemerintahan di Era Revolusi Industri 4.0".(74-85).

Hellriegel, D. & Slocum, J. W., (1998). Organizational Behavior. Ohio: Thomson, SouthWestern.

Jones, G. R., (2007). Organizational Theory, Design and Change. United State of America: Pearson Prentice Hall.

Kartiwa, A., (2001). Pengaruh Penataan Kelembagaan Pemerintah Daerah Terhadap Efektivitas Pelayanan Perijinan Usaha Industri Dalam Otonomi Daerah, (Studi Kasus di Kabupaten Bandung). Bandung : Universitas Padjadjaran.

Kawatu. V. S, Mandey. S. L dan Lintong D.Ch.A. (2020). Pengaruh Daya Tarik Wisaya Terhadap Niat Kunjungan Ulang Dengan Kepuasan Sebagai Variabel Intervening Pada Tempat Wisata Bukit Kasih Kanonang. Jurnal EMBA 8(3)(400 – 410).

Kumaat, R. J. Rotinsulu, D. Ch & Engka. D. S. M. (2019). PKM Usaha Kecil di Kawasan Bukit Kasih Kanonang MInahasa. The Studies of Social Science 1(2). (59-62).

Pratiwi, A. (2013). Penataan dan Peningkatan Infrastruktur Sebagai Salah Satu Strategi Komunikasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Batam Dalam Visit Batam. Jurnal Charta Humanika. 1(1).1-24.

Purnamasari. I, Munjin, R. A & Ratnamulyani, I. A. (2019). Penataan Sumber Daya Manusia Aparatur Daerah Berbasis Kompetens. Jurnal GOVERNANSI, 5 (1). 70-78.

Purwanti, A. (2015). Penataan Objek Wisata Sebagai Strategi Komunikasi Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Dalam Kegiatan Visit Batam 2010. Jurnal Komunikasi, 9(2). 20-40.

Rachman, E. (2016). Pengembangan Objek Wisata Pemandian Air Terjun Bondula Oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gorontalo Utara. Publik: Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Administrasi dan Pelayanan Publik Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bina Taruna Gorontalo 3(1). 1-7.

Rawis, P.R. Posumah, J & Pombengi, J. D. (2015). Pengembangan Objek Wisata Religius Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) (Suatu Studi Pada Onbjek Wisata Bukit Kasih Toar Lumimu’ut Kanonang Kabupaten Minahasa. Jurnal Administrasi Publik Universitas Sam Ratulangi, 2(29) (1-10).

Rontos, P. C. Posumah, J. H & Plangitan, N. N. (2018). Pemberdayaan Masyarakat Dalam Menunjang Sektor Pariwisata Bukit Kasih (Suatu Studi di Desa Kanonang Empat Kecamatan Kawangkoan Barat Kabupaten Minahasa. Jurnal Administrasi Publik Universitas Sam Ratulangi. 4(57). 1-6.

Thaha, R. (2009). Penataan Kelembagaan Pemerintah Daerah. Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan 2 (1). 39-61.

Winardi, J, (2003). Teori Organisasi dan Pengorganisasian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.